Minggu, 23 November 2008

I saw the end...before we begun

Abraham Marshal Larung Namora

Ini hanya monolog
antara kau dan aku

Mungkin hanya aku yang menganggapmu pernah ada
Aku yang paling mengharapkanmu
Kau buah dari cintaku,
yang tak banyak orang tau

Kau kucinta dengan darah...
Dengan segenap nafas
Dengan segenap air mata yang menjadi sarapan pagi
yang menjadi makan siang
bahkan untuk santapan malamku

Sejuta satu harapan, kusandarkan pada namamu
yang kupilih sendiri, dari ilham dan pemikiranku

Semua kandas
Menyakitkan.....



Tidak ada komentar:

Posting Komentar